Senin, 17 September 2018

PRA Nikah

Ini kisahku sebelum menikah denganmu
sebelum sepenuhnya milikmu
yang mereka sebut proses ta'aruf.

- Awal nya aku dikenalkan oleh saudara tentang kamu
kamu yang ada dalam kriteria ku
dan kamu juga yang telah Allah takdirkan untukku

bermula dibulan puasa aku mulai meng-inbox kamu di FB
tapi belum juga ada kabar baik, respon yang baik dari kamu
dan tepat di bulan agustus beberapa minggu setelah lebaran
kamu membalas pesan yang aku kirim lewat FB
dengan kata "Waalaikumsalam"
dan saat itulah hatiku bergetar lagi
merasakan cinta yang tulus lagi

perjuangan tidak sampai disitu
karena pada waktu itu ada dua pilihan antara kamu atau dia
dan jawaban dari Istikharahku adalah kamu
berulang kali aku meminta kepada sang maha cinta
tetap nama kamu yang nampak didalam hati ini
semakin yakin dan semakin yakin lagi.

*Pertama kali bertemu*

singkat cerita telah hadir lebaran Haji
pada waktu itu aku memutuskan untuk datang kerumahnya
meskipun belum tau gimana dia
seperti apa kesehariannya
dan bagaimana dia sebenarnya
yang aku tau Akhlaknya bagus hingga akhirnya aku memutuskan untuk kerumahnya dengan modal nekat

tidak tau bagaimana rencana Allah
tiba-tiba mulut ini berkata ingin serius dengan anaknya
dan setelah itu lega rasanya beban yang selama ini dipendam
setelah dari rumah nya aku langsung konfirmasi ke dia
bagaimnana respon orang tuanya dia
dan dia jawab *lampu hijau* dari orang tuanya
dan tidak lama setelah itu dia pun mengirimkan video
di Chat WhatsApp dengan jawaban *InsyaAllah siap*

chatting cuma sesekali sebelum halal
itu yang dia ajarkan selama masih dalam proses pengenalan
masalah datang silih berganti dan dia selalu ambil sisi positif
makin yakin lah aku sama dia

*Kali Kedua nya bertemu*

Sampailah dipenghujung bulan Desember
untuk kedua kalinya kita bertemu dan
kalau orang bilang *KHITBAH*
dan sampai saat itupun chatting masih tetap seperti dulu
belum panjang lebar dan tanya cuma yang penting-penting saja

*Kali Ketiganya bertemu*

dibulan apa pastinya aku lupa
yang pasti sih mendekati bulan puasa
aku dan pade kerumahnya dia untuk memberi tahu
kapan dan jam berapa kita akan melangsungkan acara pernikahan
dan serta membawa berkas-berkas yang dibutuhkan.


Alhamdulillah lancar sampai hari H. dan ini hanya sekilas ceritanya. kalau lengkapnya susah dibuat kata-kata..



see you di next part ya

Senin, 14 Agustus 2017

Keraguan

Ternyata benar adanya -Hanya akan menimbulkan kekecewaan jika kita berharap kepada manusia-

Dan ternyata benar adanya -Jika kita memilih untuk menceritakan kisah kita ke orang lain tidak akan menyelesaikan persoalan-

Dan ternyata benar -Jika kita hanya berharap dan mengadukan segala keluh kesah ke Allah itu Jauh lebih Indah-

Dan hanya kepada Allah lah semuanya menjadi lebih baik, lebih indah.

-14082017-

Rabu, 19 Oktober 2016

Kisah Seseorang Yang Masuk Surga dan Neraka Karena Seekor Lalat

Orang Ini Masuk ke Surga dan Neraka karena Seekor Lalat

Surga dan neraka merupakan hak prerogatif Allah SWT kepada hamba-Nya. Sang maha pencipta memberikan ujian kepada manusia di dunia untuk meraih salah satu dari dua tempat tersebut.

Untuk meraih surga, manusia berlomba-lomba melakukan ibadah yang dianggap bernilai pahala besar. Namun melakukan amal kebaikan juga tidak membuat seseorang dijamin mendapat tempat indah tersebut.

Sebuah riwayat menceritakan tentang wanita yang taat ibadah dijamin masuk neraka karena menyiksa seekor kucing, ada juga kisah tentang wanita tuna susila yang masuk surga karena menolong seekor anjing.


Ternyata makhluk Allah yang lain juga bisa membawa manusia menuju surga dan neraka. Seperti kisah tentang dua orang yang masuk surga dan neraka karena seekor lalat berikut ini. Salah satu dari mereka masuk neraka, sementara satunya lagi menikmati indahnya. Bagaimana kisahnya? Berikut ulasannya.

Ternyata kebaikan atau kejahatan yang kita nilai sepele bernilai besar menurut Allah. Sementara kebaikan yang kita anggap besar justru kecil di hadapan Allah.

Kisah ini ditulis oleh Imam Ahmad bin Hnibal dalam kitab yang berjudul Az Zuhud. Ia menulis sebuah riwayat yang disampaikan sahabat Salman Al Farisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda yang artinya, “Ada seorang lelaki yang masuk surga gara-gara seekor lalat dan ada pula lelaki lain yang masuk neraka gara-gara lalat.”

Para sahabat yang bingung kemudian bertanya “Bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah?”

“Ada dua orang lelaki,” jawab Rasulullah, “yang melewati suatu kaum yang memiliki berhala.Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan melewati daerah itu melainkan dia harus berkorban (memberikan sesaji) sesuatu untuk berhala tersebut. Mereka pun mengatakan kepada salah satu di antara dua lelaki itu, “Berkorbanlah!”

Ia pun menjawab, “Aku tidak punya apa-apa untuk dikorbankan.”

Rasulullah meneruskan, mereka mengatakan, “Berkorbanlah, walaupun hanya dengan seekor lalat!”. Orang tadi kemudian menangkap lalat dan mengorbankannya. Karena pengorbanan tersebut mereka pun memperbolehkan dia untuk lewat dan meneruskan perjalanan. Karena sebab itulah, ia masuk neraka.

Mereka kemudian memerintahkan satu orang lagi untuk berkorban serupa seperti yang sebelumya. “Berkorbanlah!, Ia menjawab, “Tidak pantas bagiku berkorban untuk sesuatu selain Allah ‘azza wa jalla.” Akhirnya, mereka pun memenggal lehernya. Karena itulah, ia masuk surga.

Demikianlah keadaan dua orang manusia yang nasibnya berbeda karena salah satunya berujung di neraka selama-lamanya, dan yang lainnya berujung di surga selama-lamanya. Padahal, keduanya sebelumnya adalah sama-sama seorang Muslim.

Kisah serupa juga tertulis oleh Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nashaihul ‘Ibad. Ia   menulis kisah seseorang yang berjumpa Imam al-Ghazali dalam sebuah mimpi. Imam al-Ghazali adalah ulama abad pertengahan dengan reputasi kealiman yang tak diragukan. Ia merupakan cendekiawan muslim yang komplet. Ia menguasai disiplin filsafat, soal teks-teks agama yang rumit dan sangat disiplin ibadah.
“Bagaimana Allah memperlakukanmu?” tanya orang tersebut.

Imam al-Ghazali lantas menceritakan bahwa saat berhadapan dengan Allah SWT ia ditanya bekal yang harus diserahkan kepada Allah. Ia kemudian mengatakan dengan menyebut satu per satu seluruh prestasi ibadah yang pernah ia jalani di kehidupan dunia. Namun Allah SWT menolak itu semua.

“Aku (Allah) menolak itu semua!” Ternyata Allah menampik berbagai amalan Imam al-Ghazali kecuali satu kebaikannya ketika bertemu dengan seekor lalat.

Suatu saat Imam al-Ghazali tengah sibuk menulis kitab hingga seekor lalat mengusiknya barang sejenak. Lalat “usil” ini haus dan tinta di depan mata menjadi sasaran minumnya. Sang Imam yang merasa kasihan lantas berhenti menulis untuk memberi kesempatan si lalat melepas dahaga dari tintanya itu.

“Masuklah bersama hamba-Ku ke sorga,” kata Allah kepada Imam al-Ghazali dalam kisah mimpi itu.

Kisah di atas tentu saja menjadi tamparan bagi golongan yang biasanya membanggakan pencapaiannya dalam beribadah. Karena sebenarnya  yang bisa menilai ibadah seseorang adalah Allah SWT bukan diri sendiri atau manusia lain.

Segenap prestasi ibadah dan kebenaran agama yang disombongkan bisa jadi justru berbuah kenistaan. Maka janganlah pernah menyepelekan amal kebaikan walaupun kecil.Demikian juga dengan keburukan meski kita anggap kecil, karena bisa saja hal itu yang menjerumuskan orang ke neraka.


Silahkan like and share jika dirasa bermanfaat. Sumber : Line : @Teladanrasulullah

Selasa, 18 Oktober 2016

Hadits tentang kawan-kawan yang terbaik.

Dari Ibnu Abbas RA menceritakan bahwa Rasulullah pernah ditanya, wahai Rasulullah manakah diantara kawan-kawan kami yang terbaik?
.
Beliau menjawab : "seseorang yang dengan melihatnya mengingatkan kalian kepada Allah, Dengan perkataannya bertambah amal kebaikan kalian,  dan amal-amalnya mengingatkan kalian kepada akhirat." (HR. Abu Ya'la)
.
Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau :

"Permisalan teman yang baik dengan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dengan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau akan mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
.
Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya." (HR. Abu daud dan Tirmidzi di shahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam silsilah Ash-Shahihah No.927)
.
Selain hadits-hadits diatas, Allah sendiri telah berfirman soal memilih sahabat ketika di dunia,
.
"Dan bersabarlah kamu bersama orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja dengan mengharap Ridha-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hati nya telah Kami lalaikan dari mengingat kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaanya itu melewati batas." (Al-kahfi : 28 )
.
Sumber : nasihat-nasihat Aa Gym / @tausiyahku_

Selasa, 13 September 2016

Sampai mana

Aku ngga tau sejauh mana aku sudah melangkah
Dan aku pun ngga tau seberapa sering aku berhenti
Terkadang aku lelah
Aku letih
Tapi aku harus tetap pada tujuan
Tujuanku satu
Dan itu..  Hijrahku..

Dulu aku pernah jatuh cinta dengan dia
Yang aku sebut manusia, sama seperti kita
Dan kala itu aku makin terjatuh dan sesekali bangkit.

Ternyata tujuanku bukan kamu
Tapi Dia.. Dia yang menciptakan semua isi alam semesta ini
Dia yang memberikan semua peluang untuk aku.

Dia Allah yang telah memberikan kepercayaan kepadaku
Untuk tetap terus melangkah disampingnya
Dan semoga Allah selalu bersamaku.
Bersama Hijrahku.
Hingga menjadi manusia yang di ridhoinya
Aamiin

Senin, 20 Juni 2016

Apa Kabar

Haaii apa kabar?
sudah lama tidak menginjakkan chat di bbm/line
kamu apa kabar?
sudah lama tidak saling sapa.

Aku disini baik-baik saja
bagaimana dengan kamu?
aku sudah tidak sabar menunggu kabara mu?

Aku disini selalu merindumu
apakah kamu disana tak merinduku?

Aaahh.. entahlah..
Tapi aku harap kabar kamu baik

Aku tak tau apa yang harus aku lakukan
kalau kamu terus seperti ini.
jangan kan tau kabar, di chat pun kamu tak membalas.

ahh sudah lah.
"semua akan indah di waktu yang tepat. dan yang menepatkan waktunya sang pencipta dan mungkin aku yang harus bertindak" 

 

Jumat, 17 Juni 2016

7 tanda kebahagiaan hidup didunia

Ibnu Abbas mengatakan ada 7 tanda-tanda kebahagiaan hidup didunia :

1. Qalbun Syakirun
Hati yang selalu bersyukur, artinya selalu menerima apa adanya (Qana'ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada strees, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur.

2. Al-Azwajus Shalihah
Pasangan hidup yang shaleh/shalihah, pasangan yang seperti ini akan menciptakan susasana rumah yang sakinah.

3. Al-Auladul Abrar
Anak yang shaleh/shalihah, doa anak yang shaleh/shalihah kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah, berbahagialah orang tua yang memiliki anak yang shaleh/shalihah.

4. Al-Baitus Shalihah
Lingkungan yang kondusif untuk iman kita, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang shaleh/shalihah yang selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan bila kita salah.

5. Al-Maalaul Halal
Harta yang halal, bukan banyak harta, tapi harta yang dimiliki mubah atau bahkan haram wal'iadu billah. harta yang halal akan menjauhkan setan dari hati, hati menjadi bersih dan kokoh, sehingga memberikan ketenangan dalam hidup.

6. Tafaquh fid-dien
semangat untuk memahami agama, dengan belajar ilmu agama, semakin cinta kepada agama, semakin tinggi cinta kepada Allah dan Rasulullah, cinta inilah yang memberi cahaya pada hati.

7. Umur yang barokah
Makin tua makin shaleh, setiap detiknya diisi dengan amal ibadah, makin tua makin rindu untuk bertemu dengan sang pencipta, inilah semangat hidup bagi orang-orang yang barokah umurnya.

Semoga Allah memudahkan kita dalam perjuangan besar untuk memiliki 7 indikator kebahagiaan yang disebut Ibnu Abbas radhiallahu'anha diatas. Aamiin YaAllah.

sumber : IG : @teladan.rasul (FP Cahaya Islam)
Jazakallah.